www.kabarsuara.id – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, baru-baru ini menjelaskan langkah strategis penurunan suku bunga yang diambil oleh bank sentral sebagai upaya mendukung program-program ekonomi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo. Penurunan suku bunga ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu.
Perry menegaskan pentingnya sinergi antara Bank Indonesia dan pemerintah untuk mencapai tujuan ekonomi yang diinginkan. Dalam Rapat Kerja di DPR RI, dia menguraikan langkah-langkah konkret yang telah dan akan ditempuh oleh BI dalam mendukung program Asta Cita pemerintah.
Salah satu langkah utama yang menjadi fokus BI adalah penurunan suku bunga yang telah dilakukan sebanyak lima kali sejak September 2024, totalnya mencapai 125 basis poin. Dalam kondisi ini, BI Rate kini berada di level 5 persen, angka terendah yang tercatat sejak tahun 2022.
Strategi Penurunan Suku Bunga dan Dampaknya terhadap Ekonomi
Menurunnya suku bunga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya pinjaman bagi individu dan bisnis juga akan berkurang, sehingga mendukung ekspansi investasi.
BI terus memantau peluang untuk melakukan penurunan suku bunga lebih lanjut, terutama dalam rangka menurunkan yield Surat Berharga Negara (SBN) yang saat ini mencapai 6,4 persen. Penurunan ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi pemerintah untuk melakukan peminjaman lebih hemat.
Dalam menghadapi gejolak pasar global, BI mengambil langkah-langkah proaktif, termasuk intervensi di pasar valuta asing. Langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi yang tinggi di pasar global.
Intervensi Pasar dan Stabilitas Nilai Tukar Rupiah
Intervensi yang dilakukan oleh BI membuahkan hasil positif, di mana nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS berhasil menguat signifikan. Dari posisi Rp17.300 pada awal bulan April 2025, nilai Rupiah tercatat menguat menjadi Rp16.250.
Penguatan ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar telah berhasil dan memberikan dampak positif pada kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia. Intervensi ini sangat penting untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
Tidak hanya itu, BI juga aktif dalam membeli SBN senilai Rp186 triliun sebagai upaya untuk mendukung likuiditas di pasar. Aksi ini dilakukan agar pasar tetap likuid dan siap menghadapi kebutuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Inisiatif Pemberian Insentif kepada Perbankan
Dalam upaya mendorong perekonomian, BI memberikan insentif likuiditas yang mencapai Rp384 triliun kepada sektor perbankan. Insentif ini bertujuan untuk meningkatkan penyaluran kredit ke sektor-sektor penting yang sejalan dengan program Asta Cita pemerintah.
Dengan adanya insentif ini, diharapkan para bank akan lebih berani memberikan pinjaman kepada sektor-sektor yang dianggap prioritas, seperti infrastruktur dan UMKM. Ini akan memicu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Berkolaborasi dengan Kementerian Keuangan, BI berkomitmen untuk melanjutkan langkah-langkah ini agar dampak positifnya terlihat dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Kerjasama ini diharapkan dapat menjaga kesinambungan dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.