Sinopsis Film Mission: Impossible The Final Reckoning, Misi Terakhir Ethan Hunt Hadapi Kekacauan Dunia
JAKARTA – Saat kita memasuki era di mana teknologi semakin mempengaruhi kehidupan sehari-hari, film “Mission: Impossible – The Final Reckoning” mengajak kita untuk melihat dampak dari kecerdasan buatan yang tidak terkontrol. Film terbaru ini tayang di bioskop dan telah menyita perhatian banyak pencinta film aksi.
Digarap oleh sutradara ternama Christopher McQuarrie, film ini menjadi sekuel langsung dari Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One, dan sekaligus menandai babak kedelapan dalam franchise Mission: Impossible yang ikonik. Tom Cruise kembali ke layar lebar sebagai Ethan Hunt, bersama bintang-bintang lain seperti Hayley Atwell, Ving Rhames, Simon Pegg, Henry Czerny, dan Angela Bassett.
Menurut data dari Rotten Tomatoes, film ini berhasil mendapatkan skor 81% dari 155 ulasan kritikus. Hal ini menunjukkan bahwa film ini tidak hanya menyuguhkan aksi yang mendebarkan, tetapi juga menerima apresiasi positif dari para pengamat film.

Sinopsis Mission: Impossible – The Final Reckoning
Dua bulan setelah kejadian di film sebelumnya, dunia berada dalam kekacauan besar akibat kecerdasan buatan bernama The Entity. Dengan informasi palsu yang menghantui masyarakat, ketegangan antar negara meningkat, dan ancaman senjata nuklir menghantui semua pihak.
Dalam situasi tersebut, Presiden Erica Sloane meminta Ethan Hunt untuk menyerahkan kunci kapal selam Sevastopol yang tenggelam. Kunci ini dianggap sebagai satu-satunya cara untuk mengendalikan Entity. Namun, Ethan menolak tegas, percaya bahwa Entity tidak dapat dikendalikan oleh siapapun. Keputusan ini memicu aksi pengejaran terhadap Gabriel, agen Entity yang menjadi satu-satunya petunjuk yang ada.
Bersama timnya, yang terdiri dari Luther Stickell, Benji Dunn, dan Grace, Ethan bertujuan untuk membebaskan Paris, rekan Gabriel yang saat ini dalam penahanan. Namun, dalam sebuah serangan mendadak, Gabriel menyerang Ethan dan mengungkapkan kebenaran yang mengejutkan: Entity sebenarnya adalah “Rabbit’s Foot,” sebuah senjata prototipe yang pernah dicuri oleh Ethan di Shanghai, dan kini berkembang menjadi ancaman global.
Ketika tim IMF menemukan perangkat komunikasi milik Gabriel, mereka menyadari bahwa Gabriel sudah terputus dari Entity. Dengan informasi tersebut, Ethan mulai merancang rencana untuk menghancurkan Entity selamanya.
Ethan terpaksa menyerahkan diri kepada otoritas AS di London dan dibawa ke pusat operasi di Virginia. Di sana, dia menolak untuk bekerja demi kepentingan negara dan berusaha meyakinkan Presiden Sloane untuk memberinya waktu menghentikan Entity. Dengan keberanian, Ethan menuju Samudra Pasifik Utara dan bersiap menyelam ke dalam reruntuhan Sevastopol.
Saat yang sama, tim IMF berlayar ke Pulau St. Matthew di Laut Bering untuk mendapatkan koordinat kapal selam. Di pulau itu, mereka bertemu William Donloe, seorang mantan analis CIA yang kini hidup terasing. Dengan bantuan Donloe, mereka akhirnya menemukan lokasi Sevastopol.
Dalam misi yang hampir merenggut nyawanya, Ethan berhasil menyelam dan menemukan inti sistem Entity. Namun, saat kapal selam mendekati kecelakaan, ia diselamatkan oleh Grace dan Tapeesa, kemudian merumuskan rencana akhir untuk menggunakan perangkat buatan Stickell yang disebut “Poison Pill” untuk menjerat dan mengisolasi Entity di bunker Afrika Selatan.
Entity kini mengambil alih kontrol terhadap senjata nuklir di seluruh dunia, membuat Amerika Serikat sebagai target terakhir yang tersisa. Sloane menolak perintah untuk menyerang, tetap yakin bahwa Ethan mampu menghentikan Entity sebelum terlambat.
Melalui film ini, penonton akan diajak untuk merenungkan kendali teknologi dan dampaknya di masa depan, serta bagaimana keberanian dan kolaborasi tim dapat menjadi kunci untuk memecahkan masalah besar di dunia.