www.kabarsuara.id – Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menyampaikan kritik tajam terhadap tindakan oknum yang dianggap rakus terhadap kekayaan negeri. Dalam pidatonya, ia menyoroti fenomena yang ia sebut sebagai “serakahnomics,” yang mencerminkan pola pikir yang merugikan perekonomian Indonesia.
Kritik ini disampaikan dalam Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Prabowo menegaskan bahwa kekayaan bangsa ini seharusnya menguntungkan semua pihak, namun realitasnya justru sebaliknya.
Menurutnya, tindakan korupsi dan kerakusan ini bukan sekadar kenakalan biasa, melainkan merupakan suatu pola pikir yang harus segera ditangani. Ia merasa heran, mengapa meskipun sudah banyak peringatan, perilaku tersebut tetap berlangsung tanpa adanya perubahan.
Fenomena Ekonomi Baru yang Mengkhawatirkan
Prabowo menilai bahwa cara berpikir serakah ini tidak sejalan dengan teori ekonomi yang berlaku. Dalam pemaparannya, ia menyatakan bahwa tindakan tersebut harus dihadapi dengan serius agar tidak berlarut-larut.
“Kekayaan kita luar biasa, tetapi maling di luar sana pun luar biasa,” ungkapnya dengan nada kecewa. Ia menggambarkan situasi ini sebagai krisis moral yang perlu segera diatasi.
Alasan di balik munculnya masalah ini, menurut Prabowo, adalah adanya ketidakadilan dalam distribusi kekayaan. Ia menyerukan agar masyarakat sadar akan pentingnya keadilan ekonomi untuk menciptakan kesejahteraan yang merata.
Pentingnya Kesadaran Kolektif dalam Perekonomian
Presiden menekankan bahwa keserakahan bukan hanya masalah individu, melainkan tanggung jawab kolektif. Dengan menyebutkan bahwa tindakan korupsi dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi, ia berharap masyarakat berperan aktif dalam memerangi praktik ini.
Prabowo juga menyampaikan bahwa edukasi mengenai isu ekonomi harus ditingkatkan untuk mengurangi keserakahan. Sosialisasi mengenai pentingnya integritas dan etika dalam berbisnis menjadi salah satu solusi yang dicetuskan.
Ia berharap dengan adanya kesadaran ini, masyarakat bisa bertindak lebih bijak dalam memperlakukan kekayaan negara. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam menciptakan iklim ekonomi yang sehat.
Menanggapi Tantangan Ekonomi Global
Di tengah tantangan ekonomi global yang semakin kompleks, Prabowo juga menekankan pentingnya daya saing bangsa. Ia yakin bahwa hanya dengan menghindari serakahnomics, Indonesia dapat menghadapi tekanan dari luar.
Keberhasilan suatu negara tidak hanya diukur dari besar kekayaannya, tetapi juga dari bagaimana kekayaan tersebut dikelola. Menurutnya, negara yang kaya sumber daya tetapi korupsi merajalela tidak akan dapat bertahan lama.
Prabowo menyerukan kepada semua pihak untuk bersatu demi misi ini. “Bangsa yang kuat adalah bangsa yang berani menentang keserakahan,” tuturnya dengan tegas, berharap bahwa semangat ini dapat menggerakkan masyarakat.