Pebasket Tangerang Hawks, Jarrred Dwayne Shaw. /p>
JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari dunia olahraga basket di tanah air. Pebasket yang membela Tangerang Hawks, Jarred Dwayne Shaw, telah resmi diblacklist oleh Federasi Bola Basket Nasional dan Liga Basket Indonesia. Penjatuhan sanksi ini menyusul penangkapannya terkait kasus narkoba. Ia terbukti membawa barang terlarang jenis delta 9 THC (tetrahydrocannabinol), sebuah zat yang masuk dalam kategori narkotika berbahaya.
Jarred, yang saat ini berusia 34 tahun, ditangkap oleh pihak kepolisian di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu, 14 Mei 2025. Momen ini tentu menjadi sorotan, mengingat statusnya sebagai pemain profesional dalam Liga Basket Indonesia (IBL) 2025.
Melalui penyelidikan, terungkap bahwa ia menerima sebuah paket berisi narkoba yang dikirim dari Thailand. Paket tersebut diterima di apartemen yang berlokasi di Cisauk, Kabupaten Tangerang pada 7 Mei 2025. Didalamnya terdapat 20 bungkus permen dengan label ‘Vita Bite’, yang ternyata mengandung delta 9 THC dengan total berat mencapai 869 gram. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya pelanggaran yang dilakukan Jarred.
“Penangkapan terjadi saat pengambilan paket EMS atas nama Jarred, yang dilakukan di lobi Apartemen Casa De Parco Sampora awal bulan ini,” ungkap Kombes Ronald FC Sipayung, Kapolres Bandara Soekarno-Hatta. Situasi ini mengundang banyak reaksi dari berbagai pihak, khususnya pengelola liga dan federasi.

Tindakan tegas pun diambil oleh IBL dan Federasi Bola Basket yang menaungi kompetisi ini. Melalui pernyataan resminya, Ketua Umum DPP federasi menegaskan bahwa mereka tidak akan memberikan toleransi kepada siapa pun yang terlibat dalam tindak pidana narkoba. “Kami tidak akan menghalangi penegakan hukum dalam kasus ini”, ujarnya, menegaskan komitmen untuk menjaga integritas olahraga basket di Indonesia.
Kasus ini tidak hanya mengguncang karier Jarred, tetapi juga mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap olahraga basket. Banyak yang merasa prihatin dengan maraknya kasus narkoba yang melibatkan atlet profesional. Ini menjadi tantangan serius bagi federasi olahraga untuk memperkuat pengawasan dan memberikan edukasi mengenai bahaya penggunaan narkoba.
Dalam kurun waktu belakangan ini, kita asyik menyaksikan berbagai prestasi yang diraih oleh atlet basket Indonesia. Namun, dengan adanya kasus seperti ini, harapan untuk melihat basket sebagai olahraga yang bersih dan terhormat semakin berkurang. Tentu, tindakan pencegahan yang lebih efektif harus diterapkan guna melindungi masa depan olahraga di tanah air.
Ke depannya, kita berharap kejadian serupa tidak terulang. Semua pihak, mulai dari atlet, pelatih, hingga federasi, perlu bersama-sama menjaga integritas olahraga. Mari jadikan olahraga sebagai wadah positif yang membangun karakter dan semangat juang, bukan sebaliknya. Keterlibatan dunia basket dalam kasus hukum seperti ini memerlukan perhatian serius agar generasi muda tetap terinspirasi dan berkomitmen pada nilai-nilai positif di lapangan maupun di luar lapangan.