Menkes Budi Gunadi Sadikin
JAKARTA – Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, baru-baru ini mengungkapkan pendapat kontroversial tentang perbandingan kesehatan dan kecerdasan antara orang-orang yang bergaji tinggi dan rendah. Menurutnya, individu yang mendapatkan gaji sebesar Rp15 juta per bulan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk memiliki kesehatan fisik yang baik dan kecerdasan yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang bergaji Rp5 juta per bulan.
Pernyataan ini disampaikan Budi dalam dialog yang diadakan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada (17/5/2025). Dalam diskusinya, Budi menekankan bahwa untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045, faktor kesehatan dan pendidikan harus diperhatikan secara serius. Dia menilai bahwa keduanya adalah fondasi bagi Indonesia untuk mencapai status negara berpendapatan tinggi.
Menyinggung perbedaan antara orang yang bergaji Rp15 juta dan Rp5 juta, Budi menyatakan, “Apa sih bedanya orang yang gajinya 15 juta sama 5 juta, cuma dua. Satu, dari 15 juta pasti lebih sehat dan lebih pintar. Kalau dia nggak sehat dan nggak pintar, nggak mungkin gajinya 15 juta.” Dengan kata lain, dalam pandangannya, kesehatan dan kecerdasan menjadi penentu utama dari tingkat penghasilan seseorang.
Kemudian, Budi melanjutkan penjelasannya dengan menekankan bahwa untuk menjadi negara berpendapatan tinggi, setiap penduduk Indonesia seharusnya memiliki penghasilan sekitar Rp15 juta per bulan. Namun, saat ini, pendapatan per kapita di Indonesia masih berada di kisaran Rp5 juta. Ini menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan dalam hal ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Budi kembali menekankan pentingnya kesehatan dan pendidikan untuk mengubah status ekonomi masyarakat. “Jadi, harus sehat dan pintar. Itu sebabnya Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan membagi peran penting,” ujarnya menegaskan kolaborasi antara dua kementerian tersebut dalam mencapai tujuan bersama.
Pernyataan Budi bukan hanya sekedar angka; melainkan menggambarkan realitas yang harus diubah untuk mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. Dalam konteks ini, posisi Kementerian Kesehatan sangat krusial untuk memastikan bahwa masyarakat tidak hanya terdidik, tetapi juga sehat. Kesehatan yang baik tidak hanya menjamin umur panjang tetapi juga produktivitas, yang pada gilirannya berdampak positif pada ekonomi negara.
Dengan demikian, kebijakan yang mendukung pendidikan yang baik dan akses pelayanan kesehatan yang memadai harus menjadi prioritas. Keduanya saling terkait dan merupakan kunci di masa depan. Budi menegaskan, keberhasilan Indonesia ke depannya sangat bergantung pada bagaimana masyarakatnya dapat beradaptasi dan meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pendidikan dan kesehatan.
Pernyataan dan visi Menkes ini patut menjadi perhatian semua pihak. Melihat kenyataan di lapangan, dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga pendidikan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan pintar. Kombinasi tersebut akan memberikan kontribusi besar dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan lebih sejahtera.