Netanyahu Tolak Gencatan Senjata, meski Hamas Bakal Bebaskan Sandera AS-Israel /p>
YERUSALEM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya belum siap untuk menandatangani gencatan senjata atau kesepakatan pembebasan tahanan dengan Hamas. Penegasan ini muncul menyusul rencana pengembalian seorang sandera bernama Edan Alexander, yang juga merupakan warga negara Amerika.
1. Penentangan Terhadap Gencatan Senjata
Menurut informasi dari sumber terpercaya, proses pembebasan Alexander diperkirakan akan berlangsung pada hari Senin. Hal ini terjadi setelah Hamas memberikan sinyal positif setelah Palestina merundingkan keputusan ini dengan otoritas Amerika. Langkah ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mengatur pembebasan sandera-sandera lainnya.
Pembebasan tersebut dianggap sebagai hasil dari negosiasi yang melibatkan banyak pihak, termasuk Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar. Dengan langkah ini, diharapkan dapat menciptakan kesempatan untuk membebaskan 59 sandera lainnya yang saat ini masih berada di Gaza.
Namun, Netanyahu menyatakan bahwa Israel hanya akan memperbolehkan perjalanan aman bagi Alexander, sementara pasukannya akan terus bersiap untuk meningkatkan operasi militer di wilayah tersebut. “Kami akan melanjutkan negosiasi di bawah tekanan, yang akan berlanjut bersamaan dengan persiapan untuk meningkatkan intensitas pertempuran,” tambahnya dalam pernyataan resmi.
Ia juga menekankan bahwa tekanan dari militer Israel telah memberikan pengaruh pada keputusan Hamas untuk membebaskan sandera ini.
Berita mengenai negosiasi antara Hamas dan pihak Amerika muncul pada saat Trump bersiap untuk melakukan kunjungan ke negara-negara Teluk, meski tidak termasuk dalam agenda kunjungannya ke Israel.
2. Tindakan Hamas Dalam Pembebasan Sandera
Pada tanggal 11 Mei 2025, pihak Hamas telah mengumumkan bahwa mereka berkomitmen untuk membebaskan Alexander setelah mengadakan perundingan dengan pihak Amerika. Mediator dalam pembicaraan ini mencakup negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, dan Mesir, yang menyebut langkah ini sebagai sinyal positif menuju pembahasan lebih lanjut mengenai gencatan senjata di Gaza.
Keluarga Alexander menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada Presiden Trump dan kepada utusan khusus Steve Witkoff atas dukungan dan upaya mereka. Mereka sangat berharap bahwa langkah ini tidak hanya akan membebaskan Alexander, tetapi juga memfasilitasi pembebasan terhadap sandera-sandera lainnya, di mana hanya 21 di antara mereka yang diyakini masih hidup.