Dibawa ke Diler, Pemilik Hyundai Ioniq 5 Bingung Mobilnya Malah Hancur
JAKARTA – Seorang pemilik mobil listrik Hyundai Ioniq 5 menghadapi situasi yang membingungkan setelah kendaraan yang dibawanya ke diler ternyata dalam kondisi hancur. Setelah berbulan-bulan proses perbaikan yang tak kunjung selesai, mobilnya ditemukan dalam keadaan rusak parah di bagian depan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pemilik yang berasal dari Massachusetts ini mengantar mobilnya ke diler setelah mendapatkan instruksi dari produsen untuk melakukan pembaruan pada sistem Integrated Charging Control Unit (ICCU). Diduga ada kegagalan pada komponen ICCU, yang menyebabkan pemilik merasa perlu untuk membawa mobilnya ke diler agar diperbaiki.
Kejadian bermula pada 16 Maret, ketika mobil tersebut tiba-tiba mengalami masalah dan tidak dapat berfungsi. Pemilik yang bernama Ethan Blount menjelaskan bahwa dia merasakan ada yang tidak beres saat berkendara sejarak satu mil. “Saya berkendara sejauh satu mil atau lebih sebelum listrik mulai menurun dengan cepat, dan saya berhasil keluar dari jalan utama tepat pada waktunya. Setelah itu, saya menghubungi pihak pabrikan dan mereka mengirim truk derek untuk membawa mobil saya ke diler terdekat,” ungkap Ethan dalam wawancaranya dengan media.
ICCU sendiri memiliki peran penting dalam sistem kelistrikan Ioniq 5. Komponen ini bertugas mengatur pengisian dua arah antara baterai 12V dan baterai tegangan tinggi, yang sangat vital untuk memberi daya pada berbagai sistem penting dan perangkat eksternal. Ketika komponen ini mengalami masalah, seperti yang terjadi pada beberapa pemilik lain, kendaraan menjadi tidak dapat bergerak sama sekali.
Dalam kasus yang dialami oleh Ethan, perbaikan mobilnya mengalami penundaan yang cukup lama karena adanya kekurangan suku cadang. Mobil listriknya harus terparkir tak terurus di diler, dan tidak dapat digunakan selama hampir dua bulan. Situasi ini tentu sangat mengecewakan, mengingat dia berharap agar masalah dapat segera teratasi.
Akhirnya, pada 1 Mei, Ethan menerima kabar melalui aplikasi resmi bahwa mobilnya dibiarkan menyala, dan dia berharap ini berarti mobilnya sudah diperbaiki. Ini menjadi sinyal positif bagi dirinya setelah lama menunggu, meski ada keraguan tentang bagaimana kondisi mobilnya setelah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Pengalaman pahit yang dialami Ethan ini menggambarkan betapa pentingnya layanan purna jual yang efisien dalam industri otomotif, terutama ketika menyangkut kendaraan listrik yang semakin populer. Dengan semakin banyaknya laporan mengenai kegagalan serupa diantara pemilik Hyundai Ioniq 5 lainnya, semoga masalah ini dapat menjadi pelajaran bagi pihak produsen untuk meningkatkan proses perbaikan dan suplai suku cadang demi kepuasan konsumen.
Tidak hanya Ethan, banyak pemilik Ioniq 5 lain yang merasakan kekhawatiran yang sama. Masalah yang berkaitan dengan ICCU seharusnya segera diatasi agar tidak mengganggu kepercayaan konsumen terhadap produk kendaraan listrik yang ditawarkan. Dalam era di mana mobilitas ramah lingkungan semakin dibutuhkan, isu-isu seperti ini perlu ditangani dengan serius agar pengguna dapat merasa nyaman dan aman saat menggunakan kendaraan mereka.