www.kabarsuara.id – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan peningkatan status Gunung Api Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menjadi Level IV (Awas) pada Sabtu, 16 Agustus 2025. Kenaikan status ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan serta ancaman erupsi yang semakin nyata.
Gunung Lewotobi Laki-Laki sebelumnya berada pada status Level III (Siaga), namun laporan terbaru menunjukkan adanya letusan yang menyemburkan kolom abu hingga ketinggian 800-900 meter dari puncak. Peningkatan aktivitas ini mengharuskan otoritas terkait untuk mengambil tindakan mitigasi guna melindungi masyarakat sekitar.
Sebagai salah satu gunung berapi yang aktif di Indonesia, Lewotobi Laki-Laki memerlukan pemantauan intensif. Masyarakat di sekitar diapresiasi untuk tetap waspada terhadap situasi yang berkembang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang dalam menghadapi potensi bahaya yang lebih besar.
Peningkatan Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki
Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mencatat bahwa gunung api ini telah mengalami beberapa letusan dalam periode terbaru. Dengan kegempaan yang terus meningkat, kegiatan vulkanik bisa mengarah pada potensi bencana alam yang perlu diantisipasi secara serius.
Dalam rentang waktu 8 hingga 15 Agustus 2025, tercatat 7 kali gempa letusan dan 4 kali gempa guguran. Fenomena ini menunjukkan adanya tekanan yang signifikan di dalam perut gunung yang bisa memicu ledakan lebih besar apabila tidak segera ditangani.
Para peneliti mengamati bahwa meningkatnya aktivitas kegempaan ini bisa menjadi indikator potensi erupsi yang lebih besar, sehingga penting bagi masyarakat untuk tetap tenang namun siaga. Pemantauan terus-menerus dilakukan untuk mengantisipasi pergerakan dan kemungkinan dampak yang ditimbulkan.
Dampak dan Antisipasi Terhadap Masyarakat Sekitar
Dengan status Awas yang baru, pihak berwenang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk menjauh dari kawasan yang berpotensi tertimpa dampak erupsi. Informasi dan edukasi mengenai cara menangani situasi bencana dipastikan tersebar agar semua elemen masyarakat siap menghadapinya.
Pemantauan terus dilakukan juga melalui deformasi gunung yang terlihat dengan alat tiltmeter. Gejala pengembungan yang besar pada tubuh gunung menunjukkan bahwa ada tekanan magma yang cukup kuat, menandakan potensi keluarnya material vulkanik ke permukaan.
Dalam upaya meminimalisir risiko, langkah-langkah mitigasi bencana seperti evakuasi wilayah berpotensi bahaya dapat dilakukan. Kesiapan masyarakat untuk mengikuti arahan dari pihak berwenang sangatlah penting demi keselamatan mereka.
Perubahan Lingkungan Sekitar Gunung Lepotobi
Dengan peningkatan aktivitas vulkanik, lingkungan sekitar Gunung Lewotobi juga mengalami perubahan yang cukup signifikan. Tumbuh-tumbuhan alami dan ekosistem di sekitarnya dapat terpengaruh oleh material erupsi yang dikeluarkan, termasuk abu vulkanik yang bisa merusak pertanian.
Aktivitas vulkanik yang meningkat juga dapat berdampak pada kualitas udara, dengan kemungkinan adanya partikel-partikel halus yang terbawa oleh angin. Masyarakat di sekitar gunung diimbau untuk memperhatikan kesehatan selama periode ini.
Selain itu, pengaruh terhadap sumber air dan kualitas tanah juga tak bisa diabaikan. Upaya untuk melakukan monitoring terus menerus diharapkan mampu memberikan data akurat untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan.