89 juta data pengguna Steam diduga bocor.
JAKARTA – Tanggapan resmi dari sebuah perusahaan terkenal, Valve, baru-baru ini menarik perhatian seiring dengan beredarnya rumor mengenai kebocoran informasi personal sebanyak 89 juta pengguna platform distribusi game, Steam. Rumor ini menyebutkan bahwa data tersebut dijual di pasar gelap dengan harga mencapai USD5000 (sekitar Rp82,6 juta).
Berdasarkan laporan yang diungkap oleh BleepingComputer, kebocoran ini melibatkan analisis terhadap 3.000 file yang tersingkir dari database, yang kemudian ditemukan memuat “pesan teks SMS historis beserta kode sandi satu kali (OTP) untuk Steam, termasuk nomor telepon penerima.”
Seorang pengguna di platform sosial, X, berupaya menelusuri asal-usul kebocoran ini dan mengaitkannya dengan Twilio, perusahaan penyedia layanan komunikasi berbasis cloud. Namun, pihak juru bicara Twilio segera memberikan klarifikasi kepada BleepingComputer bahwa mereka tidak memiliki informasi yang mendukung klaim tersebut. “Kami tidak melihat adanya tanda-tanda bahwa Twilio telah diretas,” tegasnya.
Selaras dengan itu, Valve ketika dikonfirmasi mengenai isu ini juga menegaskan bahwa mereka tidak menggunakan layanan dari Twilio dalam operasi mereka. Ini menunjukkan komitmen Valve untuk menjaga transparansi dalam segala hal yang berkaitan dengan keamanan pengguna mereka.
Kebocoran Data Dianggap Tidak Berbahaya
Dalam menanggapi kekhawatiran yang timbul akibat rumor tersebut, Valve mengonfirmasi bahwa potensi kebocoran data ini tidak akan membawa dampak negatif terhadap keamanan akun Steam pengguna. Mereka menjelaskan dengan rinci bahwa pesan teks yang terdampak hanya berisi informasi yang sudah kadaluarsa dan tidak dapat digunakan untuk membobol akun Steam pengguna.
“Data yang bocor terdiri dari pesan teks lama yang berisi kode sekali pakai yang hanya berlaku selama 15 menit dan nomor telepon yang diterima. Ini berarti, meskipun data tersebut berada di tangan yang salah, tidak ada resiko nyata bagi pengguna,” ungkap Valve dalam pernyataannya yang dikutip oleh The Verge.
Penting untuk diingat bahwa dalam dunia digital saat ini, kebocoran data adalah isu yang sering terjadi, otomatis menyebabkan kekhawatiran di kalangan pengguna. Valve, dengan langkah cepat memberikan informasi yang akurat, adalah contoh baik dalam menghadapi isu semacam ini. Pengguna kini lebih berhak mendapatkan penjelasan yang jelas dan terperinci mengenai apa yang seharusnya mereka takuti dan apa yang sebenarnya terjadi.
Keputusan Valve untuk mengambil inisiatif dalam menangani rumor ini dengan memberi pernyataan yang jelas tentunya mencerminkan kepedulian mereka terhadap pengguna. Perusahaan ini berupaya menjaga hubungan baik dengan komunitas gamer sekaligus memberikan rasa aman dan percaya kepada mereka. Dengan berkembangnya teknologi, kecepatan dalam menyampaikan informasi sangatlah penting. Hal ini memungkinkan pengguna untuk tetap terinformasi dan mengurangi rasa khawatir tentang privasi data mereka.