Harga Pangan Jelang Idul Adha 2025 /p>
JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) sedang mengambil langkah proaktif untuk menghadapi kemungkinan fluktuasi harga cabai dan bawang merah menjelang Idul Adha 2025. Upaya ini dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor agar pasokan tetap stabil dan daya beli masyarakat dapat terlindungi di seluruh Indonesia.
Menurut Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bapanas, Maino Dwi Hartono, komoditas cabai dan bawang merah merupakan bagian dari pangan pokok yang sering mengalami perubahan harga, baik di tingkat petani maupun konsumen. Ini menjadi perhatian utama bagi pihaknya, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Idul Adha.
“Kami telah mengadakan Rapat Koordinasi SPHP Cabai dan Bawang Merah untuk mengantisipasi fluktuasi harga yang mungkin terjadi. Rapat ini merupakan lanjutan dari pertemuan pengendalian inflasi yang melibatkan Kementerian Dalam Negeri,” tambah Maino. Keseriusan dalam pengendalian inflasi ini diharapkan dapat membantu menjaga kestabilan ekonomi masyarakat.
Dia mencatat bahwa saat ini ada tren harga cabai merah keriting (CMK) yang mengalami peningkatan yang signifikan di awal tahun, namun mulai menunjukkan penurunan pada awal bulan Mei. Di mana harga dari produsen tercatat sekitar Rp31.811 per kilogram, sedangkan harga yang sampai di konsumen mencapai Rp58.174 per kilogram. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran signifikan yang perlu diperhatikan oleh semua pihak.
Pengawasan harga merupakan hal yang sangat penting menjelang Idul Adha, ketika permintaan terhadap komoditas pangan meningkat. Oleh karena itu, pihak Bapanas secara aktif memantau data dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan ketersediaan pasokan yang memadai.
Melalui pendekatan yang terencana, Bapanas berusaha mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemahaman terhadap dinamika harga pangan. Selain itu, mereka juga berencana untuk mengembangkan sistem informasi harga yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas, sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam berbelanja.
Dalam konteks ini, penting bagi konsumen untuk memahami bahwa kondisi cuaca, siklus tani, dan faktor-faktor lain dapat berkontribusi pada fluktuasi harga. Misalkan, pada saat terjadi musim hujan yang berkepanjangan, produksi cabai dan bawang merah bisa terganggu, sehingga memengaruhi pasokan dan harga di pasaran.
Pihak Bapanas juga berharap dapat menjalin kerjasama yang baik dengan petani dan pedagang untuk menciptakan pasar yang seimbang. Kolaborasi ini bukan hanya untuk mengantisipasi lonjakan harga tetapi juga untuk memastikan bahwa produk yang sampai ke konsumen adalah produk yang berkualitas.
Dengan semua langkah yang diambil oleh Bapanas, masyarakat diharapkan dapat lebih tenang menghadapi fluktuasi harga menjelang Idul Adha. Tantangan yang ada harus dihadapi dengan strategi yang matang agar tidak merugikan pihak manapun.
Sementara itu, semua pihak diminta untuk saling mendukung dalam menjaga kestabilan harga pangan demi kesejahteraan bersama. Dengan adanya kesadaran kolektif, diharapkan fluktuasi harga yang sering terjadi dapat diminimalisir, sehingga masyarakat tidak terbebani dan dapat merayakan momen Idul Adha dengan penuh suka cita.