www.kabarsuara.id – Amerika Serikat telah mengeluarkan tuduhan serius terhadap perusahaan kecerdasan buatan yang bernama DeepSeek, yang berbasis di Hangzhou, China. Tuduhan ini menyebutkan bahwa DeepSeek tidak hanya berfungsi sebagai pengembang teknologi, tetapi juga berkontribusi kepada operasi militer dan intelijen China, yang tentunya menjadi perhatian besar bagi pemerintah AS.
Dalam konteks global yang semakin kompleks ini, banyak negara mulai mengawasi lebih dekat perusahaan teknologi yang memiliki keterkaitan dengan pemerintah. Tuduhan terhadap DeepSeek menambah daftar panjang kekhawatiran terkait keamanan data dan privasi pengguna yang kian mengkhawatirkan.
Pihak AS mengungkapkan bahwa mereka berkeyakinan perangkat buatan DeepSeek dapat mengatur pengiriman chip semikonduktor ke China meskipun ada larangan dari pengecer lainnya. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah yang dapat memicu konflik lebih lanjut.
Menelusuri Sejarah dan Asal Usul DeepSeek
DeepSeek muncul sebagai perusahaan canggih yang mulai menarik perhatian dunia teknologi sejak Januari lalu. Keunggulannya terletak pada model penalaran yang tidak hanya setara, tetapi bahkan dianggap lebih baik dari model yang ada di industri AS, dan semua itu dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Berdiri di tengah inovasi yang pesat dalam kecerdasan buatan, DeepSeek tidak hanya berperan sebagai pemain baru di pasar global, tetapi juga menjadi pionir dalam pengembangan teknologi yang berpotensi mempengaruhi banyak aspek kehidupan. Namun, prestasi ini kini dibayangi oleh kontroversi yang menyelimutinya.
Pemilik dan pengelola DeepSeek tampaknya menyadari bisa jadi menjadi jembatan antar teknologi dan kebijakan pemerintah. Hal ini menciptakan spekulasi tentang sejauh mana perusahaan tersebut dapat bertahan dalam menghadapi tekanan dari negara luar yang memandangnya sebagai ancaman.
Kekhawatiran Amerika Terhadap Kebijakan Data di China
Kekhawatiran utama Amerika Serikat adalah bahwa hukum di China mewajibkan semua perusahaan untuk memberikan data kepada pemerintah jika ada permintaan. Hal ini menciptakan suatu dilema di mana perusahaan seperti DeepSeek yang beroperasi di China menjadi titik lemah dalam hal privasi data pengguna.
Menyerahkan data pengguna kepada pemerintah secara sukarela atau di bawah tekanan hukum menjadi hal yang sangat berisiko. Banyak pengguna di seluruh dunia yang mungkin tidak menyadari bahwa data mereka mungkin dibagikan dengan pihak ketiga tanpa sepengetahuan mereka.
Pejabat AS telah mengungkapkan bahwa DeepSeek mengirimkan data pengguna mereka ke China melalui infrastruktur yang terkait dengan raksasa telekomunikasi China Mobile. Ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai keamanan dan kerahasiaan data di era digital saat ini.
Panggilan untuk Tindakan dari Pemerintah AS
Pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS secara tegas menyatakan bahwa mereka melihat tindakan DeepSeek sebagai langkah yang melampaui sekadar penyediaan teknologi. Mereka mencurigai adanya kolaborasi aktif antara DeepSeek dan otoritas pemerintah Beijing.
Tindakan tersebut, jika terbukti, dapat menghasilkan konsekuensi serius tidak hanya bagi perusahaan tersebut, tetapi juga bagi banyak pengguna di seluruh dunia yang mungkin terpengaruh. Ada seruan untuk meningkatkan regulasi yang berkaitan dengan perusahaan teknologi yang beroperasi di luar batas negara.
Ini bukan pertama kalinya perusahaan teknologi asal China dihadapkan pada tuduhan-tuduhan serupa. Namun, dalam konteks meningkatnya ketegangan geopolitik, tuduhan ini dapat memperburuk hubungan antara AS dan China, serta menimbulkan dampak lebih luas terhadap industri teknologi global.