Harta Kekayaan Bos Alfamart Rp57 Triliun, dari Bantu Ibu Jaga Warung hingga Caplok Lawson /p>
JAKARTA – Baru-baru ini, pemilik jaringan minimarket terkenal di tanah air mengambil langkah strategis dengan mengakuisisi gerai Lawson. Proses ini melibatkan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dalam pengambilalihan pengelolaan Lawson dari PT Midi Utama Indonesia Tbk. Langkah ini menunjukkan inisiatif signifikan dalam memperluas jaringan dan pengaruh di industri ritel.
Transaksi ini berlangsung pada hari Rabu, 14 Mei 2025, yang ditandai dengan penandatanganan dokumen resmi. Dalam akuisisi ini, Alfamart berhasil mengambil alih sebesar 1,48 miliar lembar saham, yang mewakili 70% dari total saham yang dimiliki PT Lancar Wiguna Sejahtera, pengelola Lawson Indonesia. Total nilai akuisisi mencapai Rp200,45 miliar, dengan harga per lembar saham yang ditetapkan sebesar Rp135.
Corporate Secretary perusahaan menjelaskan bahwa akuisisi ini tidak memerlukan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang sesuai dengan ketentuan regulasi yang berlaku untuk transaksi serupa. Ini menunjukkan kesiapan manajemen dalam mengambil langkah berani untuk meningkatkan posisi di pasar.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan MIDI, Suantopo Po, juga mengungkapkan harapan positif terhadap langkah ini. Menurutnya, langkah ini bertujuan untuk memusatkan perhatian anak perusahaan pada pengembangan bisnis ritel yang lebih fokus. Hasil dari penjualan juga diharapkan dapat digunakan untuk mendanai berbagai operasional dan rencana belanja modal yang mendukung pertumbuhan perusahaan.
“Setelah akuisisi ini, kami berharap kinerja keuangan perusahaan akan mengalami perbaikan, baik dalam laporan laba rugi maupun arus kas. Hal ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi pemegang saham di masa mendatang,” ungkap Suantopo dalam laporan keterbukaan informasi.
Sekarang, setelah pengambilalihan sebagai langkah strategis ini, mayoritas saham PT Lancar Wiguna Sejahtera pun berpindah tangan ke pihak Alfamart. Dengan penguasaan 70% saham LWS, Alfamart semakin memperkuat posisinya di pasar ritel. Sementara itu, pemegang saham lainnya terdiri dari PT Amanda Cipta Persada dengan 20,34%, PT Cakrawala Mulia Prima dan PT Perkasa Internusa Mandiri masing-masing memiliki 4,83% saham.
Langkah ini tidak hanya dilihat sebagai strategi bisnis, tetapi juga mencerminkan sikap proaktif dalam mengambil alih pasar dan mengimplementasikan rencana pertumbuhan yang lebih besar. Persaingan di sektor ritel semakin ketat, dan langkah ini menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk terus berkembang dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik.
Tak bisa dipungkiri bahwa akuisisi ini menjadi sorotan tidak hanya bagi pelaku industri, tetapi juga para investor yang menaruh perhatian serius terhadap kinerja Alfamart ke depannya. Melalui langkah strategis ini, diharapkan perusahaan tidak hanya akan mampu memperkuat basis pelanggan, tetapi juga menciptakan layanan yang lebih inovatif dan efisien di masa yang akan datang.